Rabu, 02 Oktober 2019

Cerita dan Tawa

Manusia...
Mengapa kau begitu lemah?
Ketika terjatuh sangat dalam,
Kau seakan lupa akan segala hal
Seolah begitu terpuruk dan terpuruk

Hai manusia...

Dimanakah hatimu?
Hati raja dalam jiwa
Hati ruang kendali kita

Hari demi hari berganti

Kisah ini pun semakin ada
Rasa yang jelas ini
Begitu menentramkan
Membuatku semakin ada 

Ku bersyukur Tuhan...

Karena ada cerita
Karena ada tawa
Tentang masa yang indah
Tentang kita berdua


NB :

Akhirnya, setelah sekian lama vakum. kembali beraktivitas disini. ingin berbagi cerita dan rasa yang ada. Untuk kalian semua... 😊

Senin, 10 Juli 2017

Rindu

Karya Novie Dyah Windyaningrum

Dada ini dipenuhi rasa RINDU
Rindu ingin bertemu denganmu
Rindu menyandarkan kepala di pundakmu
Rindu bercanda tawa bersamamu
Rindu ingin sekali melihat senyummu
karena senyummu adalah bahagiaku.

BUKU VS KORAN

Karya Deny Prastyo

Remaja dengan diselempang memainkan naluriku
Celana seragam abu-abu dengan atasan kaos hitam lusuh.
Dihadapkan tepi trotoar dengan pesaing ruang kelas elit.
Dia menjatuhkan diri ke semesta dengan sesekali membaca buku pelajarannya,
untuk ditulis dan dikepalkan di liang pikirannya.
Cahaya merah jingga adalah batas antara buku pelajaran dan trotoar,
Badai jiwanya terus berayun mencari recehan sekaligus bekal ilmuwan.
Sabtu pagi ini, dia mulai dengan beranjak melipat selimut usangnya
Berseragam coklat dengan sepatu hitam bertali keluar dari gubuk
Awan putih semakin menggelagat untuk mendobrak pintu batas
Cuap-cuap Sang Master menjahit bibirnya tu membangunkan telinganya
Demi bekal yang tak kunjung hilang hingga akhir hayat.
Kring... kring... kring...
Rupanya tlah usai dia menuntut bekalnya.
Kembali ia ke pinggir aspal, ya, trotoar!
Ia tanggalkan bukunya, ia ganti dengan lembaran kabar hari ini.
Di balik kaca fim hitam di tengah keganasan desing mesin,
“Koran-koran...” mulut yang tak pernah bosan berucap kata itu.
Wajahnya bermandikan keringat dilapnya dengan tangan.
Ia sandarkan tubuh ramping itu di baliho iklan.
“Oh... surga sesaat tuk beristirahat...”
Mungkin begitu kiranya...
Ya. Dia luar biasa! 

*Salah satu hasil karya siswa, kelas XII. Deny Prastyo, jurusan Pemesinan. 
*SMK Brantas Karangkates




Senin, 18 Mei 2015

Karya dari XI TKR 4



NEGERIKU

Bumi pertiwi saat ini sedang menangis
Melihat para manusia berdasi
Yang tak punya malu memakan uang rakyat
Wahai bunga bangsa
Kita Sebagai Generasi Muda
Harus bertahta semangat
Demi Indonesia yang makmur

(Oleh: Ahmad Fajar, Angga Ardiansyah, Khiratul Ken Arifah, Wendy Dwi Saputra)
  ____________________________________


SEPARUH JIWAKU

Engkau hidupku
Engkau ada sebagai pelengkap hidupku
Ketika engkau sedih engkau ada
Ketika aku bahagia engkau pun ada
Engkau selalu ada disetiap langkahku
                Engkau pertaruhkan nyawa
                Demi sebuah jiwa
                Dengar darah yang memerah
                Demi daging yang suci
Surga di telapak kakimu
Jadikanlah ingatanku
Surga di telapak kakimu
Jadikanlah tempat sujudku

(Oleh: Age Ony S, Febriansyah, M.Aldi Tober, M.Fahris)
_________________________________________

DIBALIK TANAH AIRKU

Tanah airku, Indonesia
Sepotong surga di dunia
Tanah airku, negeri yang kaya
Kaya akan sumber daya dan budaya
Apakah itu hanya sebuah rekayasa?
Indonesia, negeri yang subur
Tetapi rakyatnya belum makmur
Indonesia, negeri yang kaya
Tapi rakyatnya masih sengsara
Indonesia, negara persatuan
Tetapi masih banyak perpecahan
Hukum negeriku tegak berdiri
Tetapi itu sebuah ironi
Mari kita bangkit berdiri
Hentikan tangis ibu pertiwi

(Oleh: Bayu Alviadi, Dwi Ratnasari, Fetrik Dwi K, Rahmat Ajinowo)
 ____________________________________________

1 CINTA UNTUK SELAMANYA

Soreberganti malam
Sunyi pun mengelilingi sekeliling rumahku
Resah dan gelisah menghampiriku
Seseorang yang begitu polos meninggalkanku
Caramu menyakiti hatiku sangatlah hampa
Masa lalu semakin menyakiti pikiranku
Andai waktu bisa terulang kembali
Takkan kusia-siakan waktu yang sesingkat itu...

(Oleh: Eka Angga, M.Ismael, Ruly Eka, Yoga Jefri)
 ______________________________________________

OUR MOTHER

Mereka bukan Tuhan yang menentukan takdir
Mereka bukan malaikat yang berhak mencabut nyawa
Mereka hanya manusia hina dan murka
                Ibu menangis... alam-alam pun ikut menangis
                Ibu berdoa... alam-alam pun ikut berdoa bersama Ibu.

(Oleh: Ardi Nurwanda, Lengga Rudita, Riski S, Septiawan Rizki)
 ______________________________________________

MENTARI

Mentari kau menyinari kehidupan bumi
Kau seakan menyapaku dipagi hari
Sebagai pelengkap tata surya di dunia ini
Tanpamu apa guna dunia ini
Akan terasa hampa dan kegelapan tiada habisnya
                Mentariku, terbitlah selalu
                Jangan sembunyikan wajahmu
Disaat kau senang bumi ini terasa panas
Disaat kau sedih bumi ini tertutup awan hitam
Membuat langit menangis
Inilah takdir Tuhan
Setiap pagi terbit terang
Setiap malam terbenam padam

(Oleh: Alfandi Setiawan, Moh.Ade Dana, M.Saiful Ikhsan, Vicky Adrianto)
 ________________________________________

KAMBINGKU

Oh kambingku...
Tubuhmu kuat bagaikan Ade Ray
Tandukmu melengkung bagaikan tikungan tajam
Suaramu merdu sampai-sampai membangunkan tidurku
Oh kambingku...
Bulumu halus seperti lembutnya sutra Arabia
Saat kau lepas sulit sekali ku mengejarmu
Seperti sepeda tetanggaku
Oh kambingku...
Engkau adalah teman gembalaku

(Oleh: Ahmad Musyafa’, Andy Syahputra, Diki Alek, Ghofur Abdul)
 __________________________________

KORUPTOR

Perang dingin
Melindungi hak asasi
Pertikaian panjang
Dengan orang berdasi
Orang berdasi semakin ambisi
Hukum telah ditelan uang
Semua terbutakan oleh uang
Hanya dengan uang
Mereka dapat segalanya
Uanglah yang jadi otaknya
Wahai kau para koruptor
Dimanakah hati nurani kalian
Dulu kau berjanji
Dan dulu kau bersumpah
Buktikan mulut besarmu
                Wahai koruptor
                Kau buat hukum ini kotor
                Koruptor,
Kau jerat rakyatmu
Dengan cela kolor

(Oleh: Debby Eka, Diki K, Puguh Perwira, Samianto)
 ___________________________________________

 *Puisi di atas adalah karya dari XI Teknik Kendaraan Ringan 4 (SMK Brantas Karangkates)

Senin, 20 April 2015

KANDAS

Yang berduri itu tajam
Yang berduri itu luka
Yang berduri itu racun
Yang berduri itu KAU
Yang berduri itu Kandas

(*iseng-iseng buat saat pembelajaran. itung-itung ngisi blog juga)

Selasa, 24 Juni 2014

Pergilah, daripada menyiksaku...

     Sore sobat, ini adalah kali kedua saya ngeblog di tahun 2014. Karena gak ada waktu (*sok sibuk) dan banyak kerjaan, jadi jarang buka yang namanya laptop (*alesan). Ya, kalo lagi input nilai aja baru buka sih. hihihihi. Sampai-sampai ada temen saya bilang, "Aku gak mau baca blogmu, apalagi buka. pasti isinya sama, gak berubah". Nah lhoo, mungkin di kepoin kali yaa. kok tau belum update isinya??? hahahah. Dasaarr!! Pengen cerita-cerita nih. Entah apa yang saya alami saat ini, mungkin juga kerap dialami oleh banyak orang. Memang lagi musim kali yaaa? Datangnya aja gak diundang. Sepertinya pulang juga gak diantar nantinyaa. Loh, kok jaelangkung siih? Dada ini terasa sesak merasakannya. Maunya apaan yaa? Pagi siang malam pun selalu berusaha mengganggu. Yaa alhasil saya jadi terganggu. Oke fix, oke fine (*maap korban sinetron). Heeeii, pergi dulu sanaa. Saya sudah capek (*elus2 dada). Tolong mengertilah BATUK.... eaahh

Jumat, 21 Februari 2014

Malam Lemot...

Selamat malam semuanyaa...
Apakabar? Baik-baik sajakah? Lama tak berjumpa dan saya telah melewatkan beberapa peristiwa penting di sini. mulai dari hari ibu sampai tahun baru 2014 tak ngeblog sama sekali, dan sampai saat sebelas jari saya mengetik sekarang ini. Curcol sedikit aah... Operator sekolah di tempat kerja saya sekarang sedang di Balikpapan. owwh no.. Apa pakabar Balikpapan??? (*hihihiii padahal gak pernah kesana). Selama seminggu pula. Kerjaan lagi banyak-banyaknya. Cepet balik buuuu... (*rengekan anak diseberang pulau). Koreksi try out yang bikin mata dan jari sedikit mengalami penuaan, sinkronisasi dapodik yang membuat hati cenat-cenut, dan sekarang disuruh mengerjakan DP3 isinya tentang penilaian guru-guru (*semacam rapor gitu lah). Tidak asal mengetik karena yang dibutuhkan adalah mesin ketik manual. Hahh, akhirnya ijasah SMK saya diuji beberapa hari ini. Diera global seperti sekarang ini, apakah masih ada itu mesin ketik? Ya ada lah. Namanya saja di desa. di setiap sekolahan pun ada sebenernya. Cuman di sekolahan saya lagi error. Jadinya bingung cari pinjaman. Sudah dapat pinjaman, serius-seriusnya ngetik dengan rapii alhasil salah ketik satu huruf. Alamaakkk. mengetik yang baik kan harus sepuluh jari, tapi saya bedaaa ini mengetik dengan sebelas jari, ada bukti bahwa kedua jari tengah saya fanas, dan sedikit bengkak. Ahh lebay. Pasrah deh saya. Sampai pada akhirnya mesin yang dipinjam diambil yang punya. loh loh.. Semakin menjadi-jadi kepasrahan saya. Hingga tulisan ini saya riliss dengan koneksi internet yang agak sedikit lemot. (^^,)

Selasa, 19 Februari 2013

Aku suka...

Aku suka hujan siang ini. kedatanngannya sangat kunantikan. Membuatku merasa sejuk, tak merasa panas dan gerah lagi. Suara gemericik airnya yang khas membuat mata ini hampir memejamkan mata apalagi sambil mendengarkan lagu yang melow dan slow misalnya From This Moment - Sania Twain, Everything I Do - Brandy, When You Believe - Mariah Carey, dan lagu-lagu kesukaanku yang lainnya. Sepertinya memang suasananya sangat pas didengarkan ketika hujan-hujan seperti ini. Terimakasih hujan, kau datang disaat yang tepat. Dengan kehadiranmu aku dapat tersenyum siang ini. Selamat menikmati hujan.

salam dariku,
-Novie-

Senin, 18 Februari 2013

Itu Takdir Tuhan

      dari sudut ruangan itu tampak beberapa orang dengan wajah terpukul dan seraya menundukkan kepala. setelah mendapat kabar dari salah seorang saudaraku, aku langsung bergegas ke rumah sakit. ketika aku datang bersama saudaraku, semua memang tampak lemah tak berdaya. kulihat beberapa orang yang pernah kukenal berlalu-lalang bersama perawat. 
        "mau teh?", ucap salah satu saudaraku disana. "Tidak terimakasih.", jawabku. yang kuucapkan ketika itu adalah ucapan motivasi kepadanya. agar kuat menghadapi cobaan ini. yah, kami satu buyut. begitulah kiranya. teman yang juga masih saudara perempuanku. dia sedang berduka. pasalnya, suami yang dicintainya, ayah dari anaknya telah terbaring tak bernyawa dan menutup mata untuk selama-lamanya. kuberanikan diri untuk mendekati kamar yang bertuliskan nomor 224. di dalamnya terdapat jenasah sumianya. terlihat banyak orang duduk di lantai menunggui jenasah, mereka seakan haru dan semua laki-laki. mungkin itu teman kerjanya, gumamku dalam hati. akhirnya salah satu temannya membuka kain yang menutupi seluruh badan si jenasah. 
       perasaan takut, sedih, kasihan pun hinggap dalam diriku. betapa tidak, beberapa minggu yang lalu, aku bersama dua orang teman perempuanku datang menjenguknya. sempat melontarkan candaan. kami pun larut dalam suasana itu. sekarang aku hanya bisa melihatnya diam tak bicara. yang kudengar dari orang-orang, bahwa pesan terakhirnya adalah jika ia meninggal, ingin dimakamkan di tanah kelahirannya. sejak ambulans tiba dirumah duka, semua menangisi kedatangannya.  semua seakan tak percaya seseorang yang mereka kenal telah tiada. orang yang kudengar ibadahnya khusyuk dan suka menyapa itu telah menutup mata untuk selama-lamanya.
      memang hampir sebulan dirawat di rumah sakit dan mendapatkan perawatan medis yang intensif. awalnya karena kecelakaan ketika hendak pulang dari kerja. telah melakukan dua kali operasi yaitu operasi perut dan kaki. setelah operasi yang pertama, banyak harapan dia bisa sembuh. setelah operasi kedua yaitu operasi kaki nya yang patah, fisiknya langsung menurun. seringkali harus melakukan cuci darah, yang pada akhirnya berakhir seperti ini. Ini semua memang takdir Tuhan. 

* Semoga Amal ibadahnya selama di dunia ini diterima oleh-Nya. Amin. 
** Apa yang terjadi dan akan terjadi di dunia ini, hanya Tuhan yang tahu. Kita sebagai manusia wajib berhati-hati jika akan melakukan apapun. Semoga kita mampu melaluinya dengan baik.

Jumat, 04 Januari 2013

Sepinya Hati

Waktu telah membungkap asa
Derai air mata memuncaki jiwa
Siapa gerangan di balik bayangan
Seakan menghantui kemajemukan iman
Betapa kosong relung jiwa ini
Kehampaannya telah menjadikan langit 
menampakkan awan hitamnya
Dunia ini seakan luluh lantahkan
gelombang cinta jiwa
Senyum ini pun
tetap menyelimuti hati yang sepi

Kamis, 03 Januari 2013

Welcome 2013

 
Selamat tinggal 2012, welcome 2013... 
Sudah memasuki tahun 2013 teman, terasa cepat banget ya kayaknya (*bagi yang merasa cepet sih). Memasuki hari ketiga di tahun baru ini teman, masih suasana tahun baru kan. Mungkin saja ada hal-hal ditahun 2012 belum tercapai atau belum terlaksana sampai sekarang, ayo yang ada angkat tangan.xixixi. Kira-kira masih ingat dong ya apa saja resolusi teman-teman di awal tahun 2012 kemaren? Ini, itu, semuanya ada lah. Nah sudah berganti tahun seperti sekarang ini berarti kita harus punya resolusi baru atau melanjutkan resolusi kita di tahun kemaren ya? semua itu tergantung dari teman-teman. Banyak yang bilang di tahun baru harus memiliki semangat baru dalam menjalani kehidupan ini dan gak boleh galau terus yah. Sebenarnya gak harus di tahun baru seperti itu, setiap kita punya kemauan untuk move on pasti bisa lah. Setiap orang di dunia ini pasti memiliki masalah sendiri-sendiri. Tetapi jika kita bisa menyikapi semua itu dengan baik, pasti pada akhirnya akan baik pula teman (*amin). Nah gak mungkin kan setiap punya masalah murung? berganti tahun pun tetep murung? Entah masalahnya belum dapat pacar, belum lulus, belum menikah, belum dapat pekerjaan, dll. Bersabar, doa dan usaha itu merupakan kunci untuk menghadapi masalah. Nah di awal tahun Ular Air ini, mari kita memikirkan resolusi apa yang kita ingin capai. setiap orang punya resolusi berbeda-beda kan? Kita boleh saja berpikiran, "biarkan ini semua mengalir seperti air" misalnya. Tapi tetap tak lepas dari doa dan usaha tadi teman. Semoga apa yang kita inginkan di tahun 2013 ini tercapai dan kita bisa melaksanakannya dengan baik. Utamanya semoga kita menjadi pribadi yang lebih baik. Semangaaaaaaattt... :)

Cerita dan Tawa

Manusia... Mengapa kau begitu lemah? Ketika terjatuh sangat dalam, Kau seakan lupa akan segala hal Seolah begitu terpuruk dan terpuruk ...